Selasa, 28 September 2010

Malaikat Kecil Ku II

Desau angin seperti kapas jatuh perlahan seperti lembut belaian. Kaukah yang meminjamkan tangan tanganmu pada angin malaikat kecil ku? Hanyut menyelusup ke dalam dingin kabut. Sejuk menyelimut denting sendiku...
Malam beranjak. Rembulan perak. sorot mata yang hanya bisa kutebak sebagai sajak. Sejuta makna menyelinap. Kau pinjamkan pada rembulankah tatapanmu malaikat kecilku? Teduh merebak di lembah hatiku. Menandai jejak langkahku dengan percik cahaya.
Engkau biarkan matahariku memeluk hangat dirimu
merestui hadirku di pagimu.Engkau biarkan matamu
tempat paling sejuk untuk jiwaku berteduh
waktu yang kauganti dengan detak jantungmu
maka jejakmu menjadi tempat paling indah untuk kuciptakan kenangan.
Rembulan di celah randu tua, kaukah yang membawanyamalaikat kecilku? Deras cahayanya menghanyutkan bayang bayang rindu di lembah hatiku. Malam adalah musafir yang mencari tempat paling hangat, aku memanah langit agar bintang bintang jatuh terbakar. Aku unggun bersamamu malaikat kecil ku...

Sejenak..kita saling memandang... saling berlayar dalam tatapan. Engkau menghapus bulir lembut di pipiku, menggantinya dengan sebuah sentuhan manis bibir mu, sentuhan berbentuk perahu. Berlabuh menuju hatiku. Laut di jantungku gemuruh. Ombak di mataku meleleh, hingga hilang seluruh garis pantai...
Dan malam tinggal sebuah andai: bagaimanakah agar malam tak berakhir, malaikat kecil ku? Apakah dengan mengikat rembulan agar tak terseret ke pinggir, agar tak menyingkir?  desahmu selembut ombak yang menepi, indah menyapa pendengaran ku " ku tak ingin kau jd temaram dlm setiap senja ku..." semakin deras kurasa lelehan ombak dipipiku... gemuruh itu smakin tak menentu..ribuan kata tertutup embun dan kulihat wajahmu merunduk menggenggam bulir rindu..  "aku adalah rindu yang selalu terdampar di dadamu malaikat kecil ku....

1 komentar: