Minggu, 14 November 2010

Ancaman Bagi Yang Senang Meramal

"Dengan Nama dan No Hp anda, saya bisa meramal bagaimana masa depan anda nantinya"
 Kurang lebih begitu isi sebuah iklan yang ti tanyangkan di TV swasta, jelas iklan tadi bukan satu-satunya. masih bnyak iklan serupa yang nongol di berbagai stasiun TV, untuk mengetahui ramalah tentang masa depan kita. naik yang berkaitan dengan pekerjaan, hubungan sosial atau perjodohan memang tampak menarik, bagi yang masih awam agama, bagi remaja apalagi.
Masalah yang terkait dengan perjodohan, dan si dia tentu sangat di nantikan,makanya rubrik Zodiak menjadi pilihan yang tak ketinggalan di baca di majalah, koran atau tabloid. Meramal dengan zodiak ini tak sendirian, minta di ramalkan langsung pada 'mbah Peramal' melalaui sms pun kini dan mulai dinikmati, sebut saja salah satunya ramalan melalu sms oleh "Ki Joko Bodo". Dalam tempo dua pekan layanannya telah mamapu menyedot tak kurang dari 70.000 sms dari yang minta di ramal, Na'uzdubillah....
Untuk Hiburan
Sebagian orang membaca ramalan yang tertulis dalam  majalah, koran dan tabloid atau tanya pada para Peramala via sms sekedar untuk hiburan saja. tidak untuk diyakini lebih lebih bila ramalan bagi dirinya pas kebagian yang tidak mengenakkan. Alasan untuk hiburan dalam membaca dan menanyakan ramalan pun bukan sesuatu yang benar. Meramal nasib bukanlah sesuatu yang di hukumi boleh dalam ajaran islam, bahkan Terlarang. Hiburan hanya di legalkan dalam hal yang di perbolehkan, oleh syari'at. itupn tetep dengan batas batas tertentu dan tidak ampai memalingkan dari zikir kepada Allah, dan membaca Alqur'an.
Berbeda dengan ramalan, perbuatan ini bahkan terkait dengan dosa, sehingga tak layak di jadikan hiburan Hiburan kok cari yang dosa?????  Rasulullah pernah memebri ancaman kepada orang orang yang sekedar bertanya tanya kepada peramal, "Barang siapa yang mendatangi Peramal, kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu dan membenarkanya maka Shalatnya Tidak diterima selama 40 Hari" (Hr. Ahmad).
Dalam Hadits Riwayat Muslim, tidak disebutkan kata "...dan membenarkan perktaanya (peramal)."
Ancaman hukuman bagi rang yang bertanya pada peramal dalam hadits ini, menunjukkan keharaman perbuatan bertanya tadi.
Coba Coba
Sebagian orang mungkin  terjebak untuk minta diramalkan, sekedar untuk iseng dan coba coba, "Kalau kalau cocok dan pas kan lumayan...". percobaan untuk sesuatu yang bersifat duniawi, dan ilmiah jelas tak dilarang, sebagaimana yang dilakukan oleh para ilmuwan dan pelajar di laboratorium. Namun, kalau coba coba dalam hal dosa dan maksiat tentu tak bisa di benarkan. Bagaimana mungkin seseorang mau mencoba membakar dirinya di api neraka?? karena dosa dan maksiat balasanya tidak lain adalah neraka, sekedar coba coba ini juga terkena ancaman dalam Hadits di atas."Barang siapa yang mendatangi peramal,..."
Ada yang Serius
ini yang paling parah. berusaha meramalkan nasib masa depan dan jodoh dengan bertanya kepada  peramala baik datang secara langsung atau melalui sms.surat, email, telpon, chatting dan lainya. Niatan dari awalnya memang serius untuk membenarkan perkataan sang peramal. Nah, ini merupakan bentuk perbuatan kekufuran.Karena membenarkan sang peramal dalam masalah ghaib yang berarti mengingkari firman Allah SWT,  "Katakanlah: Tidak ada seorangpun dilangit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, keuali Allah." (Q.S An Naml : 65)
Ancaman berat meramal ramal asib ini disampaikan oleh Nabi saw, : "Barang siapa yang mendatangi peramala atau dukun dan membenarkan isi perkataanya maka ia telah ingkar terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW."
Kembali saja kepada Allah
Masa depan kita ta ada yang tahu kecuali Allah  SWT. nasib baik atau buruk yang akan menimpa , kitapun tak pernah tahu. termasuk jodoh kitapun, tak ada yang pernah tahu. Apakah si A, B, C atau D atau bukan stupun dari mereka yang akan berjodoh dengan kita????? semua masih dalam tand tanya. Mermalkan semua masa depan itu tak ada manfaatnya bagi kita, bahkan bis menghasilkan dosa. Berikir dan khawatir tentang masa depan hanya akan membuat hati berduka. oleh karena nya cukuplah kita bersandar kepada Allah SWT untuk masa depan kita tersebut, mohon pendamping yang shalih, shaliha. itu semua akan membuat hati kita selalu tenang dalam berkehidupan. Buktikan saja!
Tulisan ini di kutip dari : Tabloid  Muda, taqwa, Cendekia El-Fata edisi 08 volume 08 tahun 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar